Target Lumbung Padi, Berbagai persoalan Masih Terkendala

redaksi

Kaltaraa1.comTANJUNG SELOR – Bidang pertanian menjadi fokus yang sedang dikembangkan Pemkab Bulungan. Hulu berupa produksi pertanian tentu masih perlu didorong peningkatannya, pun demikian sisi hilir salah satunya untuk pemasaran produk juga masih jadi PR pemerintah daerah.

Bupati Bulungan, Syarwani, menyampaikan berbagai kerjasama dan inovasi pertanian sudah dilakukan, dalam rangka meningkatkan produksi pertanian. Akan tetapi tak dipungkiri masih ada sejumlah kendala yang harus dituntaskan.

“Masih banyak persoalan yang harus diselesaikan. Penanganan sektor pertanian ini tidak bisa hanya mengandalkan dari sisi hulu saja, tetapi, bagaimana kita juga harus memastikan hilirisasi hasil pertanian itu sendiri,” ujarnya

Baca Juga  Pendaftaran Inspektur Inspektorat Bulungan Diperpanjang sampai 1 Desember

Diketahui, sejauh ini untuk Bulungan, ada dua kecamatan yang menjadi lumbung padi di daerah. Salah satunya, Kecamatan Tanjung Palas Timur, dengan potensi yang ada, diupayakan Bulungan bisa menjadi lumbung pangan daerah. Peningkatan hasil produksi saat ini didorong hasilnya bisa mencapai 5 ton per herktare (ha).

“Adanya hasil pertanian itu, juga menjadi pertanyaan kemana hasil produksi pertanian itu dijual. Kita juga harus menjawab itu, ketika nanti jumlahnya semakin meningkat dengan kualitas yang juga meningkat,” jelasnya.

Meski masih ada persoalan, Ia juga memberi apresiasi kepada para petani yang sudah berupaya untuk meningkatkan produksi pertanian di daerah, sehingga saat ini produksi pertanian seperti padi terus membaik.

Baca Juga  APBD 2024 Diharap Benar Benar Menyentuh Lima Kabupaten Kota

Terkait hal itu, Plt Kepala Dinas Pertanian Bulungan Syahruddin, beberapa persoalan pertanian masih perlu dijawab, meski tenaga dalam hal ini Sumber Daya Manusia mumpuni, akan tetapi kawasan pertanian termasuk yang berada pada kawasan food estate masih perlu perhatian serius.

“Pertama, infrastruktur jala, itu permasalahan utama. Itu kendala para petani dalam membawa hasil pertanian. Sehingga, biaya angkut lebih mahal,” ungkapnya.

Baca Juga  Ainun Farida : Luar Biasa Ketika Berau Bergabung dengan Kaltara

Kemudian dalam pengembangan lahan pertanian sistem irigasi dilokasi tersebut, dimana pintu airnya belum berfungsi maksimal, untuk lahan pasang surut seperti di Food Estate, hal itu menjadi kendala para petani dalam mengembangkan lahan pertaniannya,

Menurutnya, urusan infrastruktur beda kewenangan, dan sejauh ini pihaknya tetap berupaya, meningkatkan produksi dan memperluas lahan pertanian saja. Lebih jauh, diyakini perlu adanya kolaborasi persoalan pertanian itu. Ia meyakini, jika sarana dan prasarana dibenahi produksi pertanian bisa dimaksimalkan khususnya di kawasan food estate.

“Sementara kita tetap maksimalkan apa yang ada saat ini,” pungkasnya.

Bagikan:

Ads - After Post Image

Topik

Ads - Before Footer