Kaltaraa1.comTANJUNG SELOR – Kegiatan sosialisasi dan promosi penurunan stunting terus digencarkan pada tahun 2024. Demikian disampaikan Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada DP3AP2KB Provinsi Kalimantan Utara, Deddy Prasetya Noor.
Dia menjelaskan, kegiatan sosialisasi dan promosi stunting merupakan program utama di bidangnya. Pihaknya berupaya agar masyarakat dapat memahami perihal bahaya stunting dan cara mencegahnya, termasuk langkah penanganan kepada anak yang sudah divonis mengalami stunting dalam proses tumbuh kembangnya.
“Berbicara soal penanganan stunting, bidang kami fokus pada kegiatan sosialisasi dan promosi kepada masyarakat,” kata Deddy pada pekan ini.
Substansi yang menjadi bahan promosi dan sosialisasi antara lain pencegahan perkawinan usia anak dan menjaga 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK). Pemerintah diakui memang mencegah kasus baru stunting sejak pasangan menuju kehidupan berumah tangga.
“Jadi sebelum membina rumah tangga itu sudah kami beri pemahaman,” jelasnya.
DP3AP2KB Provinsi Kalimantan Utara juga bekerjasama dengan instansi terkait. Salah satunya dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) di kabupaten/kota.
“Kami salah satunya bekerjasama dengan Kemenag, saat Kemenag memberikan bimbingan pada calon pengantin, di situ juga ada sosialisasi mengenai persiapan calon pengantin sebelum memiliki momongan,” paparnya.
Pemerintah berupaya agar kasus stunting bisa dicegah dari awal melalui pemenuhan gizi di masa 1000 Hari Pertama Kelahiran. Seorang ibu harus terpenuhi asupan gizinya.
“Jangan sampai ibu yang mengandung kekurangan gizi di awal 1000 HPK, karena faktor dari ibu sangat penting. Makanya ketika ada ibu mengandung mengalami anemia atau kekurangan darah, mereka diberikan tablet tambah darah, itu dari dinas kesehatan,” pungkasnya. (adv)