Kaltaraa1.com, TANJUNG SELOR – Aksi penolakan program transmigrasi yang digelar ratusan warga yang tergabung dalam masyarakat adat dayak Kalimantan Utara, Senin (4/8), berlangsung tertib dan damai.
Di balik kelancaran aksi tersebut, ada peran penting dari 53 personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kaltara yang turun langsung mengamankan jalannya unjuk rasa.
Berkumpul sejak pagi di Tugu Cinta Damai, massa bergerak menuju Kantor Gubernur Kaltara untuk menyuarakan protes mereka. Satpol PP bersama aparat kepolisian dan dinas terkait sigap mengawal rombongan dengan pendekatan humanis dan persuasif.
“Alhamdulillah, pengamanan berjalan aman dan kondusif. Kami turunkan 53 personel untuk menjaga keamanan, aset negara, dan kepala daerah,” ujar Kasi OPS & Pengendalian Satpol PP Kaltara, Supardi.
Aksi ini tidak hanya diwarnai orasi dan pembakaran ban, tetapi juga ritual adat masyarakat Dayak, yang menjadi simbol kuat penolakan terhadap masuknya transmigran ke wilayah adat.

Supardi juga menegaskan, pengamanan ini dilakukan bukan untuk membatasi aspirasi warga, tetapi untuk memastikan semua berjalan sesuai aturan.
“Kami dari Satpol PP Kaltara sudah biasa mengamankan aksi seperti ini, apalagi ini tradisi dari daerah kita sendiri. Sepanjang tidak anarkis, kami siap jaga,” tambahnya.
Fokus Pengamanan:
● Menjaga ketertiban aksi dan fasilitas umum
● Melindungi pejabat daerah, termasuk Wakil Gubernur dan Asisten I
● Mencegah provokasi dan bentrok di lapangan
● Menjalin koordinasi erat dengan Polri, Dishub, dan instansi terkait
Aksi berlangsung sekitar tiga jam dan diakhiri dengan damai. Pemerintah provinsi pun menyatakan akan menampung aspirasi masyarakat dan meneruskannya ke pusat.(adv/Erc)