Kaltaraa1.comTANJUNG SELOR – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Utara dari Partai Demokrat, Marli Kamis, meminta eksekutif pemerintah pusat dan daerah bisa belajar dari kekeliruan yang cukup banyak dari pelaksanaan Subsidi Ongkos Angkut (SOA) barang dan penumpang.
“Pemerintah sudah saatnya di tahun depan itu belajar dari kekeliruan kekeliruan yang cukup banyak,” kata Marli Kamis pada pekan ini.
Dia mencontohkan, pelaksanaan SOA barang di wilayah Krayan masih terpusat di Bandara Long Bawan, Krayan Induk. Padahal jarak tempuh dari lokasi tersebut ke kecamatan lain tergolong jauh dengan kondisi jalan sulit dilalui.
Berkaca dari kondisi tersebut, Kementerian dan OPD terkait harus bisa lebih peka. Menurut Marli, banyak alternatif skema yang seyogianya bisa dilakukan. Yakni dengan menambah rute langsung ke bandara di kecamatan lainnya.
“Di Krayan memang baru dua bandara yang aspal, di Long Bawan dan Krayan Tengah, tapi di kecamatan lain juga ada meski bandara rumput (perintis). Nah pakailah pesawat juga untuk mendarat di bandara rumput itu, baru bisa menyentuh kepada masyarakat apa yang dinamakan SOA,” paparnya.
Dia mengungkapkan, pelaksanaan SOA barang hanya efektif di sekitar Long Bawan. Sementara ketika barang tersebut dibawa ke kecamatan lain otomatis harga melonjak akibat mahalnya ongkos pendistribusian.
“Dengan akses jalan darat belum baik ke Long Layu tadi, bukan harga subsidi lagi di sana, tetap mahal,” ujarnya.
Marli berharap skema yang dimaksud bisa ditindaklanjuti dan diimplementasikan pihak eksekutif terkait. Dengan begitu, program SOA Barang diyakini bisa terasa manfaatnya untuk masyarakat.
“Maksud saya begitu, ke Long Layu langsung, ke Long Padi langsung, ke Long Rungan langsung, semua ada bandaranya kok. Saya harap semua belajar dari pengalaman yang lama, baik APBN atau APBD bisa langsung ke titik tujuan,” pungkasnya. (advertorial)