Kaltaraa1.comTanjungselor – Kontroversi terkait biaya masuk di MAN Negeri Tanjungselor yang dianggap termahal di Kalimantan Utara menemui titik terang setelah klarifikasi dari Ika Muliyani, S.Si, Wakil Kepala Madrasah Bidang Humas. Dalam pernyataannya, Ika Muliyani mengklarifikasi beberapa poin penting yang menjadi sorotan masyarakat terkait masalah tersebut.(2/07/24).
Poin pertama yang dijelaskan Ika Muliyani adalah mengenai atribut sekolah yang menjadi sorotan hangat di media sosial. Ia menjelaskan bahwa tidak semua atribut harus dibeli di Madrasah Aliyah Negeri Bulungan, namun beberapa item seperti baju batik, almamater, baju olahraga, gamis, jilbab, sampul rapot, kartu pelajar, dan kartu perpustakaan tersedia di koperasi madrasah. Selain itu, para siswa diizinkan membeli atribut di luar sekolah dengan catatan harus mematuhi standar baju yang telah ditetapkan.
Poin kedua yang disoroti adalah terkait aduan masyarakat mengenai pembayaran program pengabdian masyarakat (PPM) yang dianggap memberatkan pihak sekolah. Ika Muliyani menanggapi bahwa pembayaran tersebut dapat dicicil dalam waktu satu tahun sebelum pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat (PPM).
Terakhir, poin ketiga mengenai subsidi dari pemerintah yang telah diberikan pada tahun 2015 untuk program pengabdian masyarakat (PPM). Ika Muliyani menjelaskan bahwa saat ini madrasah tidak lagi menerima subsidi tersebut, sehingga biaya PPM sepenuhnya ditanggung oleh peserta didik.
Klarifikasi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada masyarakat terkait kebijakan biaya masuk di MAN Negeri Tanjungselor serta mengurangi kekhawatiran yang ada.