kaltaraa1.comTarakan – Untuk meningkatkan partisipasi masyarakat pada saat pemilihan kepala daerah (pilkada), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tarakan sudah mulai gencar melakukan sosialisasi di masyarakat. Melalui sosialisasi Pilkada ke masyarakat, KPU turut menyampaikan agar masyarakat tidak golput.
Komisioner KPU Tarakan Hendry mengatakan, dalam Pilkada yang akan berlangsung pada November mendatang, berharap partisipasi masyarakat yang tinggi. Bahkan lebih tinggi dari partisipasi pada Pemilu yang berlangsung pada Februari lalu. Saat itu jumlah partisipasi masyarakat mencapai 75 persen.
“Kita berharap semangat Pemilu kemarin masih di tahun yang sana, mudahan tertular juga di pemilu nanti. Minimal partisipasi sama 75 persen atau kalau bisa lebih tinggi,” katanya.
Baru-baru ini pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Pasar Beringin. Selain sosialisasi Pilkada, KPU Kota Tarakan juga mensosialisasikan terkait Pemilihan Suara Ulang (PSU) di Dapil Tarakan Tengah yang dijadwalkan berlangsung pada 13 Juli mendatang.
Adapun sosialisasi yang dilakukan pihaknya merupakan permintaan dari masyarakat langsung agar seluruh kalangan teredukasi soal Pilkada dan PSU yang akan berlangsung dalam waktu dekat ini.
“Kita sosialisasi di pasar karena memang titik keramaian masyarakat ada di sana. Insyaallah kalau waktunya cukup, kita akan menyasar pasar yang lain,” ungkapnya.
Terkait denga sosialisasi pilkada, diakuinya, memang harus dilakukan dengan gencar. Lantaran sering didapati jumlah partisipasi pada Pilkada lebih rendah daripada Pemilu. Apalagi jarak Pilkada dan Pemilu cukup jauh. Namun diharapkan dengan jarak Pemilu dan Pilkada dekat, maka tingkat partisipasi juga akan tetap tinggi.
“Di tahun ini ibaratnya masih segar di ingatan dan tahapannya juga beririsan,” imbuhnya.
Diakuinya, pada Pemilu biasanya tingkat partisipasi tinggi lantaran peserta pemilu yang banyak dan merupakan warga lokal dan sudah dikenal calon pemilihnya. Sementara Pilkada hanya memilih beberapa pasang dan ada yang tidak dekat di masyarakat.
“Kalau di pemilu ya masyarakat tahu kalau orang yang dikenalnya jadi peserta di Pileg itu. Beda dengan Pilkada, pesertanya beberapa orang dan yang dikenal timnya saja,” tutupnya.
sumber : Radar Tarakan