kaltaraa1.comTanjung Selor – Pelaksanaan pendistribusian bantuan sosial (Bansos) terhadap masyarakat yang membutuhkan di Kalimantan Utara hingga kini berjalan dengan sukses dan lancar. Di Kaltara ini, Kota Tarakan tercatat memiliki jumlah penerima bansos terbanyak.
Kepala Dinas Dinsos Kaltara, Obed Daniel mengatakan bahwa Kaltara saat ini masih mendapat Bantuan Sosial (Bansos) yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), diantaranya program keluarga harapan (PKH).
Pada program PKH di Kaltara telah terealisasi 17.818 jiwa se Kaltara. Obed menyatakan bahwa pada dasarnya PKH ini langsung dikelola oleh Kemensos, dan tidak melalui daerah.
“Ini sudah terealisasi dan terukur berdasarkan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) yang ada,” tuturnya.
Untuk itu, Obed mengharapkan agar setiap jajaran kabupaten kota dapat melakukan update terhadap DTKS setiap hari, sebab ini menjadi dasar pemberian bansos oleh Kemensos dan lembaga lainnya.
Selain PKH, ada pula bansos yang bersumber dari APBN yakni bantuan sembako yang juga diberikan oleh Kemensos dengan besaran Rp 200.000 kepada masyarakat yang membutuhkan dan telah terealisasi 17.000 jiwa.
Dikatakan Obed, penyaluran bantuan terbesar di Kaltara terdapat di wilayah Kota Tarakan dengan jumlah 5.000an, disusul Nunukan, Bulungan, Malinau dan Tana Tidung.
Pada penyaluran bansos, diakui Obed terdapat beberapa kendala, seperti kondisi geografis Kaltara yakni menjangkau wilayah di kawasan 3T (terpencil, terluar dan terdepan) seperti Krayan, Pujungan dan sebagainya.
“Ini yang menjadi kendala petugas ke sana (kawasan 3T) termasuk untuk pendataan disana. Makanya penyaluran itu langsung dari pusat melalui Kantor Pos, jadi tidak melalui perantara,” jelasnya.
Namun kedepan, penyaluran bansos akan dilakukan melalui bank Himbara, yakni Bank Mandiri.
Selain itu, Obed juga merasa kurang dalam hal pendamping masyarakat. Posisi pendamping masyarakat dinilai Obed sangat penting agar pihaknya mampu menjangkau dan mendata masyarakat yang berada di seluruh Kaltara terutama pada wilayah dengan geografis variatif.
“Jumlah pendamping kita sampai sekarang ini hanya 57 orang. Ini sudah kami sampaikan dengan Sekjen Kemensos, namun karena ditahun yang sama ini pemerintah fokus pada program PPPK, sehingga 57 orang ini masuk dalam program itu. Kemungkinan nanti akan dibuka lagi perekrutan tenaga pendamping sosial di Kaltara,” pungkasnya.(adv/Erc)