BPBD Nunukan Lanjutkan Penanganan Banjir di Hari Keempat Tanggap Darurat

redaksi

KaltaraA1.com, Nunukan- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan terus melakukan pemantauan dan penanganan terhadap bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi di sejumlah wilayah.

Memasuki hari keempat operasi Posko Tanggap Darurat, banjir dilaporkan masih merendam dua desa di Kecamatan Sembakung, yakni Desa Atap dan Desa Tagul, dengan ketinggian air mencapai satu meter.

Kepala BPBD Kabupaten Nunukan, Arief Budiman, melalui Kepala Subbidang Penyelamatan, Hasanudin, menyampaikan bahwa aktivitas warga di Desa Atap masih berjalan normal. Namun, sebagian warga harus menggunakan perahu untuk beraktivitas di luar rumah karena genangan air masih merendam permukiman.

Baca Juga  Musyawarah Khusus Desa Bambangan Bentuk Koperasi Merah Putih

“Hari ini, Senin, 26 Mei 2025, kondisi cuaca di Posko Tanggap Darurat Desa Atap terpantau cerah berawan, dengan suhu 33°C, kelembaban udara 66 persen, dan kecepatan angin 1,7 km/jam dari arah timur laut,” jelas Hasanudin, Selasa (27/5/2025).

Ia juga menjelaskan bahwa permukaan air Sungai Sembakung di Desa Atap masih berada pada ketinggian 4,3 meter, atau melebihi kondisi normal yang berada di angka 3 meter.

Baca Juga  Pemkab Nunukan Fasilitasi PT. NBS dan Masyarakat Desa Pembeliangan yang Sepakat Berdamai

Dalam upaya percepatan penanganan, BPBD Kabupaten Nunukan telah menyalurkan bantuan awal berupa bahan kebutuhan dasar kepada pihak Kecamatan Sembakung. Saat ini, bantuan logistik tambahan masih dalam proses persiapan pengiriman dari gudang logistik BPBD di Kabupaten Nunukan.

Selain itu, tim Posko Tanggap Darurat juga melakukan pemantauan langsung ke Desa Lubakan, Kecamatan Sembakung, dan melakukan koordinasi dengan kepala desa setempat.

Dalam kesempatan tersebut, BPBD juga menyerahkan bantuan kebutuhan khusus bagi bayi dan balita berupa paket hygiene kit.

Baca Juga  Pemkab Nunukan Serahkan 8 Ekor Sapi Kurban untuk Idul Adha 2025

Iksan, salah satu warga terdampak di Kecamatan Sembakung, menyampaikan bahwa banjir semacam ini hampir terjadi setiap tahun. Namun, banjir kali ini disebutnya lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Sudah lebih dari satu minggu kami tidak bisa beraktivitas seperti biasa. Rumah saya lebih rendah sekitar 60 cm dari badan jalan. Jadi kalau sudah banjir, pasti terdampak,” ungkap Iksan. (diskominfo)

Bagikan:

Ads - After Post Image

Ads - Before Footer