Kaltaraa1.com, TANJUNG SELOR – Melihat potensi perkebunan kelapa sawit di wilayah Kalimantan Utara ( Kaltara ), Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara berinisiatif membangun sebuah perusahaan minyak goreng.
Hal ini disampaikan oleh Gubernur Kaltara, Zainal Paliwang usai melangsungkan kegiatan rapat untuk membahas pembangunan yang ditargetkan mulai tahun depan.
Berdasarkan perhitungan yang ada, pembangunan perusahaan minyak goreng diperkirakan membutuhkan waktu kurang lebih satu tahunan dengan jumlah pembiayaan sekitar Rp 40 Miliar.
Oleh karena itu, Zainal Paliwang akan membuka peluang investasi sebesar-besarnya untuk pembangunan perusahaan minyak goreng di Kaltara.
“Perhitungan kita pembangunan pabriknya sendiri memakan waktu 1 Tahun 1 Bulan. Jadi saya berharap pembangunan perusahaan minyak goreng ini dapat terwujud di Kaltara untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri bahkan kalau bisa sampai ekspor keluar,” kata Zainal, Selasa (24/6/2025).
Bahkan Zainal sudah mengantongi merk atau nama produk minyak goreng curah yang akan diproduksi nanti.
Rencananya pembangunan perusahan minyak goreng ini akan dilakukan di Kabupaten Bulungan dengan memilih lokasi strategis yang dekat dengan bahan baku dan supplier Crude Palm Oil (CPO).
“Kita akan bangun Pabrik Minyak Goreng curah yang dekat dengan supplier dan disampingnya kita akan bangun sekaligus untuk perusahaan Packagingnya. Kalau di Nasional ada MinyaKita di kita nanti Minyak KU yang artinya Minyak Kalimantan Utara,” terangnya.
Dalam hal ini, Gubernur menargetkan kapasitas produksi harian akan mencapai hingga 100 Ton. Oleh karena itu pihaknya akan segera menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) untuk Supplier CPO di Kaltara.
Menurutnya, sebanyak 18 perusahaan CPO di Kaltara sudah mampu untuk mengcover kebutuhan bahan baku produksi 100 Ton minyak goreng per hari.
“Dari pabrik minyak goreng ini nanti akan ada banyak turunannya, salah satunya menghasilkan produk mentega,” tandasnya.
Oleh sebab itu, ia berharap pembangunan perusahaan minyak goreng dapat diwujudkan di Kaltara untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng selama ini yang masih harus impor dari luar daerah.