KaltaraA1.com, Nunukan – Dalam upaya meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan di wilayah kerja Kabupaten Nunukan, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Nunukan melalui bidang Sumber Daya Manusia Bidang Kesehatan (SDMK) menyelenggarakan Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS) bagi Puskesmas se-Kabupaten Nunukan di ruang pertemuan RSUD Nunukan selama enam hari di mulai pada Senin (4/8/2025) sampai pada Sabtu (9/8/2025).
Pelatihan BTCLS ini bertujuan agar peserta dapat meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam melakukan penanganan kegawatdaruratan, akibat trauma dan gangguan kardiovaskuler tingat dasar Puskesmas sesuai ketentuan berlaku. Pelatihan diikuti oleh 33 Peserta dari 18 Puskesmas dan RSP Sebatik di Kabupaten Nunukan.
Dalam sambutannya, Sabaruddin, SKM.M.Kes selaku Sekertaris Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Nunukan menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien, terutama di wilayah perbatasan yang memiliki tantangan tersendiri dalam akses layanan kesehatan.
Materi yang diberikan mencakup teori dan praktik melakukan bantuan hidup dasar (BHD), menjelaskan triage pasien, melakukan penilaian dan penatalaksanaan awal (initial assessment), melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan jalan napas dan pernapasan (airway and breathing), melakukan penatalaksanaan pasien akibat trauma: kepala dan spinal, thotak dan abdomen musculoskeletal dan luka bakar, melakukan penatalaksanaan pasien dengan gangguan sirkulasi, melakukan penatalaksanaan kegawatdaruratan kardiovaskuler, melakukan evakuasi dan transportasi, dengan metode pelatihan dan pembelajaraan melalui ceramah tanya jawab, diskusi/curah pendapat, demonstrasi, simulasi, praktik lapangan dan fasilitator dari Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara.
Selain itu juga diberikan materi tentang penanganan kegawatdaruratan, penggunaan alat bantu hidup dasar, teknik resusitasi jantung paru (RJP), serta simulasi kasus-kasus gawat darurat yang umum terjadi di lapangan. Peserta juga diberikan ujian praktik dan teori untuk mengukur pemahaman dan keterampilan yang diperoleh selama pelatihan.
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, diharapkan seluruh peserta dapat memiliki kesiapsiagaan yang lebih tinggi dalam menghadapi situasi kegawatdaruratan, serta mampu memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat, dan profesional kepada masyarakat. (**)