Hilirisasi Produk Sawit Butuh Kolaborasi

redaksi

Kaltaraa1.comTANJUNG SELOR – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bulungan, Risdianto mengatakan, penciptaan sektor hilirisasi produk sawit di Bulungan membutuhkan kolaborasi berbagai pihak. Langkah tersebut perlu disinergikan sejak sekarang agar industri hilir produk sawit segera beroperasi di Bulungan.
Sebelumnya, Risdianto memaparkan, Indonesia merupakan pengekspor CPO (Crude Palm Oil) terbesar, yaitu mencapai 55 persen dari pangsa pasar dunia. Adapun, komoditas kelapa sawit mampu membentuk 16 persen Produk Domestik Bruto Indonesia.


“Sawit secara nasional memang menjadi salah satu komoditas unggulan yang menopang perekonomian negara,” kata Risdianto baru baru ini.
Berdasarkan peta perkebunan kelapa sawit di Bulungan, luasannya diakui masih terhitung kecil dibanding daerah lain. Namun sudah terdapat 19 perusahaan perkebunan di Bulungan termasuk 7 perusahaan CPO dengan luas tanam sekitar 191 ribu hektare dan realisasi sekitar 70 ribu hektare.
“Dari luas 70 ribu hektare tersebut terdiri 60 ribu hektare perkebunan inti dan 10 ribu hektare perkebunan plasma,” paparnya.

Baca Juga  Pemkab Nunukan Gelar Pelatihan Juru Sembelih Halal Menyesuaikan Aturan Syariat di 4 Kecamatan


Potensi besar kelapa sawit termasuk di Bulungan adalah sesuatu yang menjanjikan. Ketika di Bulungan mampu tercipta industri hilirisasi sawit yang menghasilkan banyak produk turunan, hal itu akan memberi dampak besar terhadap perekonomian masyarakat.


“Hilirisasi menciptakan produk dengan nilai jual lebih tinggi, kegiatan produksi pengolahannya mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan perekonomian,” paparnya.

Baca Juga  Arming, SH Anggota DPRD Kaltara Kunjungi Rumah Singgah Penampung Keluarga Kurang Mampu


Mewujudkan hilirisasi produk kelapa sawit membutuhkan kolaborasi, integrasi melalui konsep dasar pentahelix. semua pihak baik pemerintah, akademisi, swasta dan lainnya saling bekerjasama mewujudkan hal tersebut.
“Kita perlu memiliki kesepahaman dan komitmen bersama untuk ini. Adanya hilirisasi akan membuat sawit lebih memiliki nilai jual dan bermanfaat bagi perekonomian masyarakat,” paparnya.


Risdianto juga menggarisbawahi perihal tantangan yang akan dihadapi. Perkebunan kelapa sawit harus terkelola secara berkelanjutan dan ada mitigasi atau langkah pencegahan terhadap dampak lingkungan.
“Meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan dari produksi kelapa sawit di Bulungan ada beberapa tantangan yang harus kita perhatikan, seperti bagaimana perkebunan kelapa sawit dapat berkelanjutan serta mitigasi dampak lingkungannya,” ujar Risdianto.(ag)

Baca Juga  SDN 01 Tanjung Selor Bulungan, Juara I Lomba Sekolah Sehat Tingkat Provinsi Kalimantan Utara

Bagikan:

Ads - After Post Image

Topik

Ads - Before Footer