kaltaraa1.comTanjung Selor – Gerakan Intervensi Serentak Penurunan Stunting 2024 resmi diluncurkan pemerintah pada bulan ini. Terdapat 10 strategi PASTI yang dilangsungkan untuk mewujudkan suksesnya gerakan tersebut.
Informasi yang dihimpun, 10 strategi tersebut yakni memastikan dilakukan pendataan seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita; memastikan seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita datang ke posyandu;
Memastikan alat antropometri terstandar tersedia di setiap posyandu; memastikan seluruh kader posyandu memiliki keterampilan dalam penimbangan dan pengukuran; memastikan penimbangan dan pengukuran menggunakan antropometri terstandar;
Memastikan intervensi pada seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita yang mempunyai masalah gizi; memastikan seluruh calon pengantin, ibu hamil, dan balita mendapatkan edukasi; memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran ke aplikasi Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPBGM) dan calon pengantin ke aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (elsimil);
Memastikan dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap intervensi serentak; serta memastikan ketersediaan pembiayaan pelaksanaan intervensi serentak, termasuk rujukan kasus ke fasilitas kesehatan.
Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada DP3AP2KB Provinsi Kalimantan Utara, Deddy Prasetya Noor menjelaskan, gerakan pengukuran dan intervensi serentak dilakukan melalui kolaborasi dan kerja sama lintas sektor di tingkat pusat maupun daerah.
“Tujuan dari gerakan serentak ini adalah meningkatkan cakupan kunjungan sasaran ke posyandu untuk melakukan deteksi dini masalah gizi yang dilanjutkan dengan edukasi terkait pencegahan stunting,” ujarnya pada pekan ini.
Tujuan lainnya adalah melakukan tindakan intervensi segera kepada sasaran yang mengalami masalah gizi berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas. (adv)