Kaltaraa1.comTANJUNG SELOR – Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada DP3AP2KB Provinsi Kalimantan Utara, Deddy Prasetya Noor mengungkapkan, penting bagi orang tua untuk mencegah anak remaja perempuan mereka dari penyakit anemia atau kekurangan sel darah merah.
Berdasaran informasi yang dimiliki, penyakit anemia adalah masalah kesehatan yang terjadi saat jumlah sel darah merah dalam tubuh lebih rendah dibandingkan dengan jumlah normalnya.
“Sebagaimana kita ketahui, anemia menyebabkan aliran oksigen berkurang ke organ tubuh. Beberapa tanda awal anemia adalah wajah terlihat pucat, kurang konsentrasi dan seringkali pingsan,” ujarnya.
Secara teknis, pemerintah melalui Dinas Kesehatan rutin mendistribusikan pemberian tablet tambah darah untuk anak usia remaja. Selain itu, instansi terkait seperti BKKBN rutin mengedukasi keluarga yang memiliki remaja wanita perihal anemia yang sangat terjadi saat menuju pre menstruasi.
“Setelah mengikuti kegiatan kegiatan tersebut, pera orang tua dan anak remaha nya lebih memahami mengenai apa itu anemia dan gejalanya, sehingga bisa diantisipasi sejak awal,” paparnya.
BKKBN juga rutin melangsungkan kegiatan Edukasi Gizi dan Pencegagan Anemia bagi remaja sebagai bentuk implementasi nyata Generasi Berencana (GENRE) cegah stunting (INI GENTING) untuk remaja perempuan usia 14-19 tahun, yang akan menjadi calon ibu.
“Teman teman dari BKKBN biasanya datang ke sekolah-sekolah melakukan sosialisasi untuk meminum tablet tambah daerah dari puskesmas sekitarnya,” jelasnya.
Pencegahan anemia khususnya pada remaja putri dinilai menjadi faktor penting. Mengingat mereka akan menjadi calon ibu. Dengan terbebas dari anemia, nantinya bisa mendukung lahirnya generasi yang bebas stunting.
“Pendidikan tentang gizi dan anemia memang sangat penting untuk generasi muda, dan semoga pengetahuan ini akan membantu mereka menjalani gaya hidup yang lebih sehat,” pungkasnya. (adv)