Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltara, Achmad Djufrie menilai Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2025 tidak akan menurun secara signifikan. Meski nilainya masih fluktuatif dari Rp 3,5 triliun pada 2024, namun dipastikan ke depannya angka APBD akan terus mengalami kenaikan.
“Pada kenyataannya APBD kita naik kok, jadi normatif. Biasa bulan ini turun dan bulan berikutnya akan naik. Jadi tidak ada masalah dan bukan karena kinerja. Namun dari pendapatan yang kita peroleh tidak cukup atau perimbangan yang kita dapati tidak seberapa,” katanya.
Ia menambahkan, beberapa investasi yang masuk di Kaltara dan sudah ada beberapa perusahaan baru yang terbangun, akan mendorong pendapatan asli saerah (PAD) di Kaltara terus meningkat. Salah satu investasi yang saat ini sudah berkembang yaitu Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Kabupaten Bulungan.
“Maka dari itu kami mendorong Pemerintah Provinsi Kaltara untuk giat mencari investor, mendatangkan investor dari luar untuk datang dan membangun di Kaltara,” ujarnya.
Pihaknya fokus mendongkrak pendapatan dari sektor minyak dan gas bumi khususnya dana bagi hasil (DBH), untuk bisa meningkatkan PAD Kaltara.
Bahkan di tahun ini participating interest (PI) sebesar 10 persen akan terus diupayakan. Tak hanya itu, carbon trade juga akan diupayakan untuk meningkatkan PAD.
Kemudian dari sektor yang lain yang paling berpotensi mendongkrak PAD Kaltara yaitu perikanan, sarang burung walet dan rumput laut. Namun sektor tersebut masih mengikuti perkembangan pasar dunia. Sebab produk perikanan di Kaltara dilakukan ekspor ke luar negeri. Biasanya perkembangan ekonomi dunia fluktuatif.
“Harga kelapa sawit pun turun naik, itu biasa. Suatu saat nanti kita besar kok, tunggu saja inshaallah. Tapi saat ini ada wakil kita di DPR RI yang akan bantu daerah ini agar maksimal. Hasilnya masih dalam proses semua,” imbuhnya.