Kaltaraa1.com, TANJUNG SELOR, — Potret kehidupan masyarakat di garis terdepan Republik Indonesia menjadi atensi dalam reses Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara, Muhammad Nasir.
Dia mengungkapkan, dalam kunjungan ke wilayah perbatasan di Kanduangan dan Seikapal, Kecamatan Sei Manggaris yang berbatasan langsung dengan Malaysia, terungkap berbagai persoalan serius yang masih membelit warga setempat.
“Perbatasan kita jangan hanya jadi simbol kedaulatan, tapi harus benar-benar diprioritaskan dalam pembangunan. Masyarakat di sini butuh kehadiran nyata negara,” tegas Nasir.
Dia membeberkan beberapa persoalan yang disampaikan masyarakat antara lain kelangkaan dan mahalnya BBM, dengan harga mencapai Rp15.000–Rp25.000 per liter.
“Hal ini dipicu oleh pelarangan bongkar muat BBM di pelabuhan rakyat Kanduangan oleh oknum tertentu, sementara belum tersedia pelabuhan resmi,” ungkapnya.
Lanjut Nasir, ketiadaan rambu batas laut antara Indonesia dan Malaysia yang berpotensi menimbulkan konflik atau pelanggaran wilayah.
Di sisi lain, keterbatasan layanan kesehatan, yang menyebabkan sekitar 900 orang dirujuk ke RSUD Nunukan setiap bulannya.
“Masyarakat mengusulkan peningkatan status PUSTU menjadi Rumah Sakit Pratama,” bebernya.
Usulan lain yang dibutuhkan seperti pendirian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di KM 5, perbaikan sarana pendidikan, pembangunan jalan tani dan akses ke pekuburan, serta pengadaan air bersih melalui sumur bor dan PDAM.
Menurut Nasir, kondisi tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah perbatasan belum merasakan keadilan pembangunan sebagaimana yang diamanatkan oleh konstitusi.
Ia menyayangkan lambannya pembangunan infrastruktur dasar dan lemahnya kehadiran negara dalam menjamin kebutuhan pokok warga di perbatasan.
“Saya akan memperjuangkan semua aspirasi ini di tingkat provinsi, dan saya juga akan menyampaikan langsung kepada pihak-pihak kementerian dan lembaga pusat yang terkait,” tegasnya.
“Wilayah perbatasan seperti Kanduangan dan Seikapal adalah wajah pertama Indonesia. Mereka tidak boleh terus-menerus menjadi penonton dari kemajuan di negara tetangga,” ujarnya melanjutkan.