Kaltaraa1. Com, TARAKAN – RSUD dr. H. Jusuf SK
kembali menangani sejumlah kasus campak pada anak dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini menjadi pengingat bahwa penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut masih mengancam kesehatan anak, terutama yang belum mendapat imunisasi lengkap.
Dokter Spesialis Anak, SMF Anak RSUD dr. H. Jusuf SK, dr. Sigit Prastyanto, MSc., Sp.A, menjelaskan bahwa campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular dan memiliki gejala khas.
“Secara klinis, campak ditandai demam disertai bercak merah (rash) makulopapular, batuk atau pilek, serta mata merah akibat konjungtivitis. Pada beberapa kasus, komplikasi seperti infeksi paru dapat terjadi, yang ditandai sesak atau napas cepat,” ungkapnya, Minggu (9/11/2025).
Upaya Penanganan dan Pencegahan di Rumah Sakit
dr. Sigit menegaskan, pihak rumah sakit menjalankan prosedur penanganan sesuai standar untuk mencegah penularan lebih luas, termasuk terhadap pasien anak lainnya.
“Kami melakukan perawatan di ruang isolasi agar penyakit tidak menular ke pasien lain. Terapi yang diberikan bersifat suportif sesuai gejala yang muncul. Selain itu, setiap kasus dilaporkan ke bagian surveilans rumah sakit untuk diteruskan ke Dinas Kesehatan Tarakan guna dilakukan investigasi,” jelasnya.
Pihaknya menambahkan bahwa upaya vaksinasi campak dan rubella merupakan kewenangan puskesmas dan dinas kesehatan. Investigasi lanjutan akan dilakukan apabila ditemukan pasien yang belum menerima imunisasi campak-rubella lengkap.
Pesan Penting soal Vaksinasi
Campak tidak bisa dianggap penyakit ringan. Jika tidak dicegah dengan vaksin, risiko komplikasi berat pada anak menjadi lebih tinggi.
“Kami mengimbau orang tua memastikan anak sudah menerima imunisasi MR sesuai jadwal. Vaksin adalah perlindungan terbaik untuk mencegah campak dan rubella,” tegas dr. Sigit.
Dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan masih adanya anak dengan cakupan imunisasi yang belum memenuhi target, kewaspadaan perlu terus dijaga. Edukasi serta deteksi dini menjadi kunci agar kasus tidak menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) di Tarakan dan sekitarnya.




