kaltaraa1.comTanjung Selor – Hj. Aluh Berlian kembali mendapat kepercayaan untuk duduk di kursi legislatif. Setelah puluhan tahun menjadi penyambung lidah masyarakat di DPRD Kabupaten Bulungan, Aluh Berlian kali ini akan mendedikasikan diri dalam lingkup lebih luas, yakni di DPRD Provinsi Kalimantan Utara.
Hj. Aluh Berlian menjadi salah satu anggota DPRD Kaltara terpilih dari Partai Golkar periode 2024 – 2029. Pada pemilihan Februari kemarin, Aluh bertarung di daerah pemilihan (Dapil) II, meliputi Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung.
Ditemui belum lam ini, Aluh mengatakan tidak mempersiapkan banyak hal khusus jelang pelantikan Anggota DPRD Kaltara, direncanakan awal September 2024. “Yang penting sehat wal afiat, Insya Allah saya sudah siap,” kata Aluh.
Ia tak gusar dengan berbagai dinamika yang akan dia temui di lingkup DPRD Kaltara. Menurutnya, banyak hal baru yang memang harus dipelajari dalam hidup ini. “Artinya dimanapun kita hidup dan berada, kita harus mau untuk belajar lagi dan lagi,” ujarnya.
Dalam berkontestasi dan menjalankan tugas selama ini, Aluh menegaskan memegang prinsip menjalankan semua kewajiban dengan baik. Pantang baginya melanggar etika dan norma berpolitik untuk sekadar melanggengkan namanya didunia parlemen.
Prinsip hidup tersebut yang diyakini berhasil membuat dirinya terus berada di kursi DPRD sejak tahun 1997. Selain dari dunia politik, Aluh juga senantiasa berusaha bisa bermanfaat dan membantu masyarakat melalui bidang lainnya.
“Saya punya prinsip naik (berhasil menjadi Anggota DPRD) baik baik, turun masih ditegur (disapa dan dihargai) orang, itu saja,” jelasnya.
Berbicara soal kepercayaan masyarakat yang sampai detik ini Aluh terima, disebut berangkat dari apa yang sudah diperbuat selama ini. Hukum tabur tuai atau hukum kausalitas diyakini berlaku dalam dunia politik.
“Tentu semua bagaimana kita di masyarakat, bagaimana kedekatan dengan masyarakat/ Insya Allah (saya merawat itu semua). Walau bagaimanapun, masyarakat juga menjadi ujung tombak utama kita,” bebernya.
Aluh pertama duduk dikursi DPRD Bulungan periode 1997-1999. Ia memulai karir nya di penghujung orde baru dan awal orde reformasi. “Pertama kali tahun 1997 sampai 1999, saat turunnya Pak Harto (Presiden Suharto). Saat itu peralihan dari orde baru ke reformasi,” ungkapnya.
Aluh bersama Partai Golkar terus dipercaya untuk duduk di kursi DPRD Bulungan. Setidaknya, nama Aluh tercatat di sepanjang periode dari tahun 1999 sampai 2014.
Pada 2014, Aluh seyogianya sudah siap bertarung di Pileg level DPRD Provinsi. Saat itu, wilayah Kalimantan Utara masih menjadi salah satu dapil di DPRD Kalimantan Timur. Namun belum masuk dalam daftar calon legisltaif. Alhasil, Aluh memutuskan untuk istirahat terlebih dahulu.
“Tahun 2014 sampai 2019 saya break (tidak mengikuti Pileg). Sebenarnya saat itu saya mau maju ke (DPRD) provinsi, tapi waktu saya dicekal sama orang provinsi, saat itu masih ikut Kaltim,” ungkapnya.
“Akhirnya saya break satu periode. Ikut lagi di 2019 dan Alhamdulillah (berhasil),” ujar Aluh saat ini menjabat Wakil Ketua I DPRD Bulungan.
Nyaman dalam Naungan Golkar
Hj. Aluh Berlian dapat dikatakan sebagai salah satu Politisi Senior di Partai Golkar. Berjuang bersama sejak tahun 1997, membuat kesetiaan dan dedikasi Aluh Berlian tidak perlu diragukan.
Latar belakang memilih Golkar sebagai partainya, ia mengungkapkan, dirinya berasal dari keluarga militer yang kala itu menjadi salah satu pilar kekuatan Partai Golkar.
“Saya berawal dari Golkar karena masuk dalam Keluarga Besar ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). Karena jaman dulu kan ada tiga kekuatan Golkar, dari jalur ABRI, PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) dan birokrasi,” bebernya.
Seiring berjalannya waktu, Aluh tetap setia dengan partai berlambang pohon beringin itu. Berbagai dinamika yang terjadi dalam puluhan tahun ke belakang tidak membuat dirinya berganti haluan ke partai lain. “Saya nyaman di Golkar, artinya saya dan Golkar memiliki satu visi dan misi,” ujar Aluh.
Ia berpesan setiap legislator dari Golkar senantiasa menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik. “Kita di sini (DPRD) mewakili masyarakat, apa yang menjadi tupoksi harus dijalankan. Jangan sampai kita lupa itu ke depannya. Ketika di atas jangan sampai lupa dengan mereka yang di bawah,” bebernya.
“Memang tidak mungkin kita bisa memuaskan semua orang, tapi yang terpenting adalah kita selalu berusaha memberi kontribusi ke masyarakat,” pungkasnya. (adv)
sumber : Koran Kaltara